Minggu, 29 September 2013

Teguh Pendirian

Beberapa minggu terakhir ini, aku terpilih menjadi salah satu anggota divisi di sebuah organisasi. Jujur, hal itu sedikit membuatku kecewa, karena kupikir aku akan dijadikan ketua divisi tersebut. Hm :) memang aku terlalu percaya diri –mungkin bisa disebut sombong-, tapi entah kenapa, seakan ingin mencari alasan, hatiku selalu berkata “Keadaan yang membuatku seperti itu. Semua orang seolah mengiyakan bahwa aku yang akan menjadi ketua divisi”. Pikiran-pikiran –yang sekarang menurutku buruk- tersebut melahirkan energi negatif dalam diriku.Kemudian, setelah terus-menerus “menikmati” rasa kecewa aku mengingat sesuatu.Dari awal, aku telah meneguhkan diri untuk tetap didivisi tersebut. Hingga kepercayaan diri itu mengerogoti pikiranku. Dia datang bersama kesombongan. Kesombongan ini makin membuatku  percaya diri dan memikirkan hal-hal yang akan kulakukan jika aku terpilih menjadi ketua divisi –semoga bukan sesuatu yang percuma :)-. Menurutku ini wajar. Namun diakhir, keteguhan itu mulai memudar. Samar. Dan aku “tergoda” untuk masuk divisi lain. Memang sama baiknya, tapi mungkin inilah yang membuat para atasan beralih memilih yang lain –jika yang kupercaya adalah benar-, atau memang aku yang kurang berkemampuan. Maaf. Bukan bermaksud meremehkan siapa yang terpilih, tapi jika ada yang berpikir seperti itu, aku minta maaf. Sungguh.
Peristiwa ini memberiku beberapa pelajaran hidup. Selain mengendalikan kepercayaan diri yang berlebih –ingat sesuatu yang berlebih itu tidak akan pernah membawa kebaikan-, mungkin kalimat “Teguhkan pendirianmu hingga akhir” yang harus aku camkan lagi. Terimakasih.

Senin, 15 April 2013

M a g i c

Assalamu'alaikum, readers

inii, sebenernya bukan cerita. jadi gini, pernah ada lomba buat fans band Lyla (dan aku kalah). aku pengen banget ikut, tapi nggak ada inspirasi. lalu dari sebuah video klip Lyla yang saat itu lagi ngetren. Magic.
#maaf, mau upload video, tapi ada gangguan sinyal. maaf

Pagi telah datang, Ai pun terbangun dari mimpinya. “Hoaheemmm…”, ucapnya. “Lho? Apaan tuh?”, tanyanya saat melihat kertas di mejanya. Aneh! Ada tulisan Magic dikertas itu dan diikat dengan pita yang menjulur ke luar kamarnya. Kemudian Ai bergegas berpakaian dan mengikuti jalannya pita itu. “Siapa ya, yang melakukan semua ini?”, ujarnya.
                  Ai keluar rumah dan terus berjalan mengikuti pita itu. Semakin Ai berjalan, semakin bertambah rasa penasarannya. Melewati banyak pepohonan dan menemukan lapangan. Pita itu terputus dan diujungnya terdapat kertas bertuliskan “Lihat ke atas”. Ai melihat ke atas dan dia melihat sebuah helikopter yang asapnya membentuk kata “Good Morning”. Waw! Ai semakin penasaran..
                Ai melanjutkan perjalanannya, ternyata pita itu masih bersambung. Diikutinya pita itu sampai dia melihat sebuah bis dan memasukinya. Ada foto didalam bis. Itu foto Ai dan Naga! Saat mereka pertama bertemu. Hei, berarti yang melakukan semua ini adalah Naga! Dia pasti dibantu teman-teman sebandnya, batin Ai dalam hati. Ya ampuun, senengnyaa …
                Naga adalah cowok spesial dihati Ai. Baik, cakep, keren lagi. Apalagi Naga punya band yang bernama Lyla. Anak-anak Lyla gokil abis. Bis yang terus berjalan, akhirnya berhenti. Ai turun dan melihat pita lagi! Ternyata masih ada lanjutan dari pita-pita ini.
                Ai kembali mengikuti pita itu. Dan berhenti didepan beberapa tumpukan televise bertuliskan STOP. Muncul gambar di televisi itu. Gambar Lyla band! Eh, bukan deng, itu video Lyla. Waw, Naga romantis banget, ucap Ai dalam hati, girang. Video itu berlanjut dan terlihat petunjuk lagi. Go to left.
                Ai berjalan ke kiri dan menemukan pita lagi. Di tengah jalan ia melihat poster Lyla bergerak. Hahaha, amazing. Diikutinya terus pita itu dan sampai di suatu ruangan yang gelap. Tiba-tiba ada gulungan kertas yang menampilkan video Lyla. Ya ampun, Naga kereeen banget. Perfect dah, pikir Ai.
                Di video itu kemudian muncul tulisan yang menyuruh Ai untuk menuju suatu pintu dan membukanya. Ai pun menuruti perintah itu. Dan dia melihat sosok seseorang cowok. Cowok itu adalah Naga! Surprise yang benar-benar surprise. Naga lalu memgang tangan Ai dan mencium keningnya.



Sadar dari Kebodohan Gue

"...Tapi, gue berharap orang yang kalian sayang bakal mensupport apapun pilihan kalian. Karena itu, kalian harus percaya dan yakin. Bahwa suatu saat, impian kalian bakal terwujud dan bikin orang-orang yang kalian sayangi tersenyum bangga akan kesuksesan kalian." -Queeniza dalam www.queenizauy.blogspot.com-

oke, hari ini saya ingin ber-gue dulu yak :D

mungkin ini bisa disebut har bersejarah buat gue. 
gue yang dulunya keukeuh pengan banget masuk IPS, bisa putar balik ke IPA. why?

awalnya gue nggak pengen masuk IPA gara2 gamau jadi pembicaraan kakak kelas -yah, gue salah satu anak guru pelajaran IPA di sekolah-. tapi gue sadar, hello, sapa lo sampe kakak kelas pada ngomongin lo, hah?! lagian kalo emang mereka ngomongin lo, trus apa masalahnya buat lo? 
Lo ngga akan pernah bener kalo selalu ndengerin omongan orang laen. and .. hey, this is your life !", diri gue marah2 atas kebodohan gue selama ini. maafin gue ya, diriku.

kedua, gue pengen dapetin kebebasan yan dialami anak IPS. mungkin gue salah mengartikan kebebasan itu sendiri. anak-anak IPS bisa bebas main hujan-hujanan tanpa banyak mikir kayak anak IPA yang takut "ntar baju gue basah", "ntar gue masuk angin", "ntar sepatu gue rusak". maaf ya, kakak kakak IPS, aku ngga maksud meremehkan kalian. sekarang aku yakin kebebasan itu bisa gue dapat dengan mengikuti pilihan ortu. oke, gue ralat. sekarang IPA jadi pilihan gue. dengan jadi diri gue sendiri.

ketiga, gue bukannya sok baik. tapi emang gue baik #plak
jadi gini, gue nggak mau pas masuk fakultas ips besok, gue ngambil jatah anak ips yang pengen masuk fakultas itu juga. gitu u,u

dari blog temen gue, www.queenizauy.blogspot.com gue ngerasa "ini gue banget !!!". antara keinginan orang tua, keinginan diri sendiri, impian-impian yang selalu ada di otak, semua itu bikin gue, ARGH, apa yang harus gue pilih. melesat bagai anak panah di dapur rumah gue. IPA. ya, kalo dulu gue nggak sanggup buat milih IPA (gara2 ketiga faktor tadi), sekarang gue sanggup.

thanks a lot buat Allah yang udah ngirim blog Queen hari ini buat gue ;))

arigatou, queen :)

by : OplehGoday
@pojok timur jawa timur

Jumat, 08 Maret 2013


SELINGKUH?!

“Ugh! Raka nyebelin”, gerutu Fada pada Rico, sahabatnya. “Bayangin deh, Ric, 2 hari lagi gue ulangtahun, dia malah ngilang ga jelas gini”, lanjutnya. “Yaudah, biarin aja lagi. Toh dia pergi ama sodara-sodaranya. Wajar kali, Fad, mereka kan jarang bisa kumpul-kumpul kayak sekarang. Jadi urusan pacar dan lainnya ditinggalin dulu”, tanggap Rico sambil membaca majalah bola di kamar Fada.
“Argh! Lo juga nyebelin! Nyantai amat sih?! Gue kan lagi galau. Hibur kek, beliin es krim ato coklat gitu”, ngambek Fada, masih tertuju pada Rico. “Ya ampun, bilang aja laper, pengen ditraktir”, ucap Rico. Fada hanya cemberut saja.
Beberapa menit kemudian, mereka berjalan menuju Café Lolly, menyediakan semua jenis permen, es krim, dan coklat. Tempat yang paling disukai 3 sahabat itu untuk hang out. Rico dan Fada duduk di sebelah jendela, melihat rerumunan kendaraan yang berseliweran di jalan.
“Gimana dong, Riic? Gue pengen tau keadaan Raka sekaraaang”, rengek Fada. “Yaudah coba sms kalo nggak sekalian telepon aja sekarang. Tapi, jangan salahin gue kalo dia merasa terganggu”, usul Rico. “Yaah, Rico, nanti kalo dia keganggu beneran gimana?”, tanya Fada. ‘Ya lo nggak usah sms dia, Fad”, kata Rico sambil menyendok es krimnya. “Tapi gue pengen sms Rakaa”, rengek Fada lagi. “Lo jadi cewek ribet banget sih. Sini gue sms-in”, komen Rico sambil mengambil hape Fada dari genggaman sang pemilik. Fada menurut.
20 menit ber lalu, es krim yang mereka pesan sudah habis, tetapi balasan dari Raka belum juga datang. “Rakaaa, napa ga bales sms guee?”, geram Fada. “Itu sms gue kali, tapi pake hape lo”, Rico berusaha bercanda. “Nggak lucu bangeet. Apa gue coba telepon aja, Ric?”, usul Fada. “Itu kan usul gue tadii”, gantian Rico yang geram.
Tuut tuuut ..
“Ga dijawab, Ric”, kata Fada cemas. “Coba lagi. Eh, jangan lupa di speaker. Gue juga kangen denger suaranya”, ucap Rico, langsung dilaksanakan Fada
Tuut tuut .. klek
            “Halo?”, jawab suara di telepon, suara cewek. “Emm, halo. Ini siapa yah?”, tanya Fada bingung, kenapa cewek yang angkat?, batinnya. “Hello! Lo yang nelpon napa lo yang tanya?”, jawab cewek itu dengan suara kecentilan. “Sorry, tapi ini bener numbernya Raka, kan?”, tanya Fada lagi. “Iya, ini numbernya Raka dan gue pacarnya. Raka sayaaang banget sama gue. Gue juga sayang sama Raka. Ngapain lo nelpon pacar gue?”, jawab cewek itu lagi, membuat shock Fada dan Rico. dengan cepat Fada mematikan panggilan tersebut.
            “Napa lo matiin? Lo kan bisa bantah dia, Fad?”, kata Rico sambil menoleh Fada, tapi Fada terlanjur menangis. “Huhuhuhu. Kok Raka jahat banget sih, selingkuh dibelakang gue. Huhuhuhu. Katanya dia setia, setia apaan? Raka bullshit. Huhuhuhu”, tangis Fada kemudian berlari keluar café, meninggalkan Rico sendirian. ‘Eh, Fad. Kita harus dengerin penjelasan Raka dulu. Jangan buruk sangka gitu”, ujar Rico bersiap mengejar Fada. “Sial, gue belum sempet beli pulsa”, umpat Rico. “Mas, bayarnya?”, hadang waitress café itu. Rico terburu mengambil uang dari dompetnya. “Kembalinya, eengg”, belum selesai waitress itu berkata, Rico sudah meninggalkannya.
            “Fadaa, tenang dulu. Bukain pintunya buat gue”, pinta Rico di depan kamar Fada. “Nggak mau!”, teriak Fada. “Please, Fad. Biarin gue masuk. Gue pasti  bantu lo. Please, buka pintunya”, pinta Rico lagi. “Pokoknya nggak mau! Tinggalin gue sekarang, Ric!”, perintah Fada. “Fada, please! Gue nggak bisa tinggalin lo dengan keadaan kacau gini. Please, Fada”, Rico memelas.
            Klek, pintu terbuka. Tampak wajah Fada memerah karena tangis. “Huhuhuhuhu, Ricoooo”, rengek Fada sambil memeluk Rico. “Tenang, Fad. Dinginin kepala lo dulu. Kita cari jalan keluarnya bareng-bareng. Ok?”, ucap Rico menenangkan Fada. “Yuk, kita duduk dulu disana”, ajak Rico sambil mengelus kepala Fada.
            Dua jam berlalu, mereka membicarakan masalah ini. Keputusannya jangan menghubungi Raka dulu karena Fada masih emosi. Sedangkan Rico diam-diam ingin menghubungi Raka, tapi setelah membeli pulsa tentunya. Setelah memastikan Fada sudah tenang, Rico pamit pulang. Di perjalanan pulang ..
            Tiitiit rrr tiitiit rrr..
            Hape Rico bergetar. Telepon dari Raka, secepat angin Rico menekan tombol jawab. “Halo? Rico?”, kata suara diseberang, suara Raka. “Ya, ini gue, Rak. Lo kenapa, Rak?”, Rico tetap tenang, dia tahu Raka nggak mungkin nyakitin Fada lagipula dia juga belum dengar pejelasan dari Raka. “Jadi gini ceritanya …”, Raka mulai menceritakan duduk permasalahannya panjang-lebar. “Ooh, gitu toh. Trus solusinya?”, tanya Rico. Lagi-lagi Raka menjelaskan panjang kali lebar kali tinggi. “Lo mau kan, Ric, bantuin gue ngelancarin aksi ini?”, tanya Raka diakhir penjelasannya. “Oke deh”, setuju Rico. Entah apa yang mereka rencanakan.

            Esoknya, wajah Fada masih suntuk, matanya bengkak akibat menangis semalam. Ditambah lagi, Rico tidak bida menemaninya hari ini, ada urusan mendadak sampai malam. Cowok cuma bisa bikin sebel, runtuk hatinya.
            Rico super sibuk hari ini. Semua tempat yang ditunjuk oleh Raka tadi malam di datanginya. Dia menyiapkan segalanya untuk melancarkan aksi Raka besok malam. Sekaligus Rico membelikan kado yang pas untuk Fada. Topi New York putih dengan symbol NY warna hitam di depan topi.

            Hari bahagia Fada telah tiba. “Happy birthday, Fadaaa!”, Rico menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat pada Fada. “Nih, kadonya. Buka doong. Setahu gue, itu barang paaaling lo pengen”, kata Rico. Sret sret sret, Fada membuka kado dari Rico dan memang ini adalah barang yang paling Fada ingini. Fada tersenyum, tapi matanya tampak sedih.
            “Lo masih sedih, Fad?”, tanya Rico. “Yaiya, Ric. Sebegini sakitnya yah, kalo pacar selingkuh”, curhat Fada. “Udaaah, lo jangan sedih teruus. Sekarang kan ultah lo, buang semua pikiran negatif dari pikiran lo”, kata Rico menenangkan Fada. “Sekarang kita sekolah dulu yaah, denger-denger temen sekelas pada bikin surprise buat lo. Inget, hidup lo bukan cuma berdua ma Raka. Masih ada gue dan temen-temen lain yang peduli ke elo”, lanjutnya. Fada mengangguk dan mengelap air matanya.
            Tenyata benar, jam istirahat kedua, adalah kado terindah bagi Fada dari teman-temannya. Mereka membeli kue tart besaar dengan rasa kesukaan Fada, cappucinno. Yummy .. Fada merasa sangat gembira. Benar kata Rico, hidup gue bukan cuma berdua sama Raka. Bukan cuman Raka yang bisa bahagiain gue, semua orang bisa, batin Fada senang. Maklum, Fada dan Raka beda sekolah, jadi Fada bisa sedikit tenang.
            Tiba-tiba disela makan, Rico membisikkan sesuatu pada Fada, “Ntar malem gue jemput jam 7. Pake gaun putih lo n dandan yang cantik”. Fada kaget, apa maksud perkataan Rico?, batinnya.

            Malamnya, Rico mengajak Fada di sebuah restoran mewah. Seorang waiter yang sudah mengenal Rico, mengantarkan mereka ke tempat yang sudah dipesan. Mereka sampai di sebuah balkon, betapa terkejutnya Fada. Berbagai bunga menghiasi balkon tersebut. Indah. Sebuah meja makan untuk 4 orang telah disiapkan secara lengkap. Fada bingung, untuk apa semua ini dan siapa dua orang lainnya? Aku harus bertanya pada Rico, batin Fada.
            “Emh, Rico, sebenarnya…”, belum selesai Fada bertanya, muncul seorang cowok dari rerimbunan melati, ternyata ada pintu tersembunyi disitu. Cowok dengan tuxedo dan celana putih itu membawa seikat mawar di tangannya. Dan cowok itu adalah … Raka. “Hah? Raka?”, kaget Fada. “Kenapa lo?”, tanya Fada sambil menunjuk Raka. Raka dan Rico langsung menyanyi.
            Happy Birthday, Fada
            Happy Birthday, Fada
            Happy Birthday Happy Birthday
            Happy Birthday, Fada
            “Ja, jadi semua ini, lo yang..”, Fada masih kaget. “Iya, Fada. Ini semua kado buat kamu, orang yang paaling aku sayang”, kata Raka. “Trus, cewek itu..”, tanya Fada yang seketika wajahnya berubah muram. “Ooh itu. Keisya, udah waktunya lo keluar nih”, ucap Raka dengan suara agak keras. Dari pintu tersembunyi itu muncul cewek imut dengan gaun merah. Sangat menawan. Fada dan Rico membelalakkan mata.
            “Kenalin Keisya, sepupu paling centil di keluarga gue”, ujar Raka. “Dia nih, yang angkat telepon dari Fada tempo hari. Pake ngaku-ngaku pacar gue segala lagi. Dasar centil!”, jelas Raka lagi. Fada dan Rico hanya mengatakan ooh. “Minta maaf gih, ma Fada. Lo udah bikin dia nangis”, suruh Raka pada Keisya. “Fad, maapin gue yak? Gue nggak maksud nyakitin lo. Suer deh”, kata Keisya. “Iya, Kei, lo udah gue maafin. Hehehe”, ucap Fada.
            “Emh, Kei. Kenalin gue Rico. Sahabat mereka berdua”, gantian Rico memperkenalkan diri. Rico dan Keisya berjabat tangan, lama. Lama sekali. “Woi, jangan lama-lama. Lo naksir sepupu gue, Ric? Pasti! Pasti gue ijinin. Kalo perlu gue yang comblangin, Ric! Dia sering nyuruh gue nyeritain lo looh”, canda Raka. “Ah, Raka apaan sih? Ayo, kita makan sekarang, keburu dingin tuh”, ajak Keisya. “Alaaah, bilang aja lo malu, Kei”, ejek Raka. “Hahahahahahaha”, mereka semua tertawa bersama. Keakraban mereka terus berlanjut ketika makan.
            Dan pulangnya…
            “Rak, Fad, gue anterin Kei pulang yah. Byee”, kata Rico ketika sampai di dekat mobilnya. “Iya deeh, yang lagi jatuh cintaa”, canda Fada. “Hehehehe, kok tau sih?”, sahut Rico. “Ricoo, apaan sih lo? Bikin malu deh”, kata Keisya. “Udah ya, kita pulang dulu, bubye all”, pamit Keisya. “Bye”, jawab Raka dan Fada bebarengan. “Ayo, Fad, masuk”, ajak Raka. Drrrrn … Mobil Raka pun melaju menuju rumah Fada. mereka mengobrol sambil tertawa.
            Sampai di depan rumah Fada, Raka tiba-tiba menggenggam tangan Fada. “Fada sayang, maaf. Aku udah bikin kamu khawatir, udah bikin kamu nangis, udah bikin kamu sedih. Aku nyesel banget dan aku bener-bener minta maaf dari hati terdalamku”, kata Raka dengan serius dan muka memelas. “Iya, Raka sayang. Aku udah nggak marah lagi sama kamu. Lagian tadi kan Keisya juga udah minta maaf. Dia keliatan nyesel banget loh”, ucap Fada. Raka mengangguk dan tersenyum.
            “Ini kado sebenernya buat kamu. Semoga kamu suka, Fad”, kata Raka sambil menyerahkan kotak persegi yang diambil dari dashboard mobilnya. “Buka deh”, suruh Raka. Sebuah kalung dengan bandul berlian berbentuk hati. “Rak, aku suka banget. Tapi, ini terlalu berlebihan”, kata Fada. “Kalo buat kamu dan aku sanggup ngelakuin, pasti aku lakuin, Fad. Ini bukan apa-apa kalo dibandingin sama cintaku ke kamu”, gombal Raka, serius. “Aah, dasar tukang gombal!”, ejek Fada.
            “Sini, aku pasangin. Aku pengen liat kecantikanmu bertambah kalo pake kalung ini”, kata Raka. Selesai memakaikan kalung, tiba-tiba Raka memegang dagu Fada. Wajah mereka berdekatan, berciuman. Ciuman pertama mereka. Akhir dari kisah ini.

By : oplehgoday
@Kota Pojok Timur Jawa Timur
070112-080112 :D

Assalamu 'alaiku, readers :)
ini cerita pertama yang aku bikin, kelas VII SMP


Persahabatan yang Indah

           “Zaka ?”, ujar Bu Ni saat mengabsen muridnya. “Sakit, Bu”, jawab anak sekelas. “Ouwh…Memangnya sakit apa Zaka ? Kok Ibu belum mendapat kabar”, tanya Bu Ni. “Emm… Sepertinya dia sakit gejala demam berdarah Bu, soalnya tadi pagi Ibu saya berbicara begitu dengan Ayah saya. Saya kan tetangganya Zaka, jadi saya tahu”, ucap Rani. “Ya baiklah anak-anak, kalau misalnya Zaka tidak masuk sampai besok lusa, kita jenguk dia bareng-bareng”, kata Bu Ni. “Sekarang, kita lanjutkan pelajaran yang sebelumnya”, lanjut Bu Ni.
        “Eh, Ran, memang bener ya, Zaka sakit gejala DB ?”, tanya Rivan saat istirahat. “Ya iya lah Van, masa’ aku bohong ke Bu Ni”, jawab Rani. “Ya udah tho Ran, gitu aja kok ngambek. Gimana kalau kamu, Rivan, dan Hayun, aku traktir makan bakso , mau nggak ?”, tawar Rizal. “Rizal.. Rizal .. Kamu itu yang dipikirin makanan melulu. Perutmu itu sudah sebesar itu, masih mau diisi apa lagi ? “, kata Rivan. “Udahlah friends, niat Rizal kan baik, dia mau mentraktir kita bertiga makan bakso, apa salahnya ? “, ujar Hayun yang ingin cepat-cepat makan bakso buatan Mang Ujankz. “Ya udah, let’s go ! , kata Rani.
        Tet…tet… Bel masuk berbunyi. Saatnya pelajaran BK. Hari ini Sepertinya akan membahas tentang kebersihan. Karena walaupun kebersihan sangat penting, banyak orang yang menyepelekannya. “Anak-anak, kebersihan bukan hanya penting untuk diri kita, tapi penting juga untuk lingkungan kita. Jadi, dimanapun dan kapanpun, kita harus selalu menjaga kebersihan. Baik anak-anak, sepertinya waktu Ibu sudah habis dan 5 menit lagi kalian akan pulang. Sebelum itu, mari kita ucapkan hamdallah bersama-sama”, kata Bu Sri diakhir pelajaran.
        Esoknya…
        “ Eh, Zaka masih belum sembuh ya, Ran?”, tanya Rivan. “Iya, bahkan kemarin sore, dia dibawa orang tuanya ke rumah sakit. Kasihan sekali Zaka “, ujar Rani. “Apa ? Zaka masuk rumah sakit ? Ya ampun, Zaka, kasihan sekali anak itu. Kalau besok Zaka belum masuk, kita jenguk  dia bareng-bareng ya”, kata Hayun dengan penuh perhatian. “Ehm..ehm..Hayun perhatian banget sama Zaka. Jangan jangan…jangan jangan… Ada rasa ini”, kata Rizal.  “Duuh, enggak.. siapa yang suka sama Zaka”, ucap Hayun sambil malu-malu. “Oh iya, nanti sore jadi nggak kita rujakannya ?”, Tanya Rizal. “Ya, jadi dong. Di rumahku jam 3 sore, okey ?”, kata Rivan. “Okey ,Van”, jawab teman-temannya yang lain.
        “Hai, friends”, kata Hayun. “Duh, Yun, km telat banget tau, aku pikir km nggak dateng. Km habis dari mana sih Yun ?”, kata Rani. “Ya maap Ran, tadi aku ketiduran. Baru inget kalau kita sore ini ada acara rujakan. Hehehe…sorry ya”, kata Hayun. “Iya deh, nggak papa. Eh, Ran, gimana kabarnya Zaka ? Udah pulang dari RS belum ?”, tanya Rizal. “Belum, kasihan banget dia. Eh, sekarang kan masih jam 3 sore, gimana kalau kita jenguk dia di rumah sakit. Zaka pasti kesepian disana”, usul Rani. “Okkelah kalau begitu”, jawab semua temannya. “Setengah jam lagi ya. Pasti nanti Zaka senang atas kedatangan kita semua”, kata Rivan. “Okey Riv, tapi tapi tapi, sebelum itu, masa’ kita nggak bawa apa-apa ke rumah sakit. Kita beli’in Zaka buah, setuju nggak ?”, usul Hayun. “Setujuuuu”, jawab Rizal.
        “Kamar 135 lantai 2. Waw… rumah sakit ini besar banget ya!”, kata Hayun. “Yup, bener banget. Hey, Sepertinya kita harus cepat, nanti kita bisa kemalaman pulangnya”, kata Rivan. Setelah mereka menemukan kamar tempat Zaka dirawat, mereka segera masuk. “Zakaa !!!”, ucap keempat temannya berbarengan. “Oi, kok baru jenguk aku sekarang sih. Aku kesepian banget disini. Nggak ada teman ngobrol”, kata Zaka. “Ya, maaf Zak. Kita baru jenguk kamu sekarang. Nih, ada oleh-oleh buat kamu. Eh, gimana kabarnya kamu ? Udah baikkan belum ?”, ujar Hayun. “Alhamdulillah, aku sudah baikkan. Mungkin besok lusa aku sudah boleh pulang. dan 1 minggu lagi, aku sudah masuk sekolah lagi seperti biasa”, ucap Zaka panjang lebar. “Oouuwh, gitu tho. Pokoknya kamu cepet sembuh deh, Zak. Kita semua sudah kangen banget ma kamu”, kata Rizal. “Amiin”, ucap Rivan dan Rani serempak. Setelah mengobrol cukup lama, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang. “Zak, kita pulang dulu ya. Bye bye”, kata Hayun saat berpamitan dengan Zaka. “Ehm, Hayun makin perhatian ya ke Zaka”, canda Rivan. “Uhh, Rivan apa’an sih”, bantah Hayun dengan pipi merah. “Hihihi…Udahlah ayo pulang”, kata Rizal.
        Besoknya sepulang sekolah, beberapa teman sekelas Zaka menjenguk Zaka di rumah sakit. Zaka pun bercerita dia sakit gejala demam berdarah ini karena rumah kosong di sebelah rumah Zaka jarang dibersihkan, karena itu nyamuk-nyamuk betah tinggal disana. Dan kemudian nyamuk-nyamuk itu mampir ke rumah Zaka dan membuat Zaka masuk rumah sakit dengan cara menggigitnya. Begitulah cerita Zaka tentang penyakitnya.
        “Bu Ni, Bagaimana jika kita mengusulkan pada kepala sekolah untuk mengadakan kerja bakti membersihkan sekolah. Agar sekolah kita tetap bersih dan kita bebas dari nyamuk penyebab demam berdarah”, usul Rani. “Hemm, ide yang bagus. Baiklah besok ibu akan bicara dengan Pak Kepala Sekolah”, kata Bu Ni. “Bu, sepertinya saya sudah dijemput, saya pulang dulu”, kata Hayun. “Saya juga Bu, bareng Rivan dan Rani. kami naik angkutan umum. Ibu pulang sama siapa ?”, ujar Rizal. “Oh begitu, ibu pulangnya naik becak saja. Rumah Ibu cuma beberapa blok dari sini. Hati-hati ya Nak”, jawab Bu Ni. “Ya, Bu”, jawab Rivan.
        “Pengumuman, pengumuman. Besok pagi akan diadakan kerja bakti, untuk tiap siswa harap membawa alat kebersihannya sendiri-sendiri. Kami ulang, besok pagi akan diadakan kerja bakti, untuk tiap siswa harap membawa alat kebersihannya sendiri-sendiri. Terimakasih”, kata Bu Ika saat mengumumkan kerja bakti besok pagi.
        “Hey, nyapu-nyapu, yang bersih ya. Habis itu di pel, ya kan?”, kata Rivan. “Ayo bersih-bersih Rek”, kata Hayun menyemangati teman-temannya. Setengah jam pun berlalu. “Duh, capeknya. tinggal seperempat kelas yang belum dipel. Yun, gantian dong. Badanku pegel-pegel semua nih”, ucap Rani. Teet…teet… “Akhirnya selesai juga. Kelas kita jadi bersih banget ya”, kata Rivan. “Bu Ni pasti senang”, ucap Hayun.
        Seminggu pun berlalu. Zaka mulai masuk Sekolah kembali. Wajahnya terlihat senang bisa masuk sekolah. “Zak, aku kangen banget ma kamu. Uups…keceplosan, sorry Zak, aku nggak maksud buat…..”, kata Hayun sambil sedikit gugup. “Udahlah, Yun. Nggak usah dipikirin. Aku paham kok perasaanmu. Soalnya aku juga merasa begitu.Tapi mungkin lebih baik, kita bersahabat aja ya. Okey ?”, ucap Zaka sambil menyodorkan jari kelingkingnya pada Hayun. “Okey, Zak”, ujar Hayun sambil tersenyum. Ternyata, tidak mereka sadari, Rivan, Rizal, dan Rani mendengarkan pembicaraan mereka sambil bersembunyi di balik pintu. “Ciyee…Ehm ehm..Suit suit…”, canda Rivan dan Rizal. “Ternyata ada yang lagi jatuh cinta ni”, kata Rani. “Emm, eng..enggak kok”, jawab Hayun tersipu malu. “Ya walaupun di persahabatan kita ada yang “Sahabat Jadi Cinta”, tapi kita berlima tetap bersahabat kan”, kata Rivan. “Oyii, Friends”, teriak mereka berlima serempak.
      Walaupun dalam persahabatan mereka banyak sekali halangan, mereka tetap menjalaninya bersama-sama. Persahabatan yang indah.
Assalamu 'alaikum ^^
ni hao !
W E L C O M E T O M Y B L O G :D